KARTINI MILENIAL DAN KARYANYA
Oleh: Aprilia Devina Rakhma, S.S., M.Pd.
“Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan,
pemandangannya sudah diperluas,
tidak akan sanggup lagi hidup di dalam
dunia nenek moyangnya.”
--Kartini--
April selalu identik dengan Kartini. Gaungnya
kerap terdengar sepenjuru nusantara. Dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua
turut berpartisipasi. Mulai dari yang sederhana hingga meriah seperti
lomba-lomba, peringatan, festival dihelat untuk Kartini. Seagung dan semulia
itulah sosok Kartini di hati dan benak kami semua. Pertanyaannya menjadi
setelah April berlalu, adakah yang tertinggal dari perhelatan itu?
Sejarah mengukir Raden Ajeng Kartini telah
menorehkan banyak catatan mulia sepanjang perjalanan hidupnya. Kecintaannya
pada membaca dan menulis mengantarkannya pada kematangannya dalam berpikir dan
bersikap. Itu semua tertuang melalui karyanya yang dikumpulkan melalui
catatan-catatannya, tulisannya hingga kumpulan surat yang kemudian dikenal
dengan “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kefasihannya berbahasa asing juga
didapatkan dari bacaan-bacaannya sehingga beliau mampu menerjemahkan,
menyuarakan pikirannya dan berkomunikasi dengan orang-orang asing melalui surat
kabar berbahasa asing di masanya. Baginya, membaca dan menulis ibaratkan alat
dan senjata dalam menuangkan ide-idenya dan menyampaikan pesannya pada dunia.
Dalam perkembangan zaman, perubahan peradaban
tidak lepas dari kemajuan pengetahuan dan teknologi. Semakin maju peradaban
sebanding dengan semakin mudahnya kehidupan manusia. Milenial bahasa
kekiniannya untuk mewakili peradaban sekarang. Generasinya disebut dengan
generasi milenial yang digambarkan sebagai sosok pribadi dinamis, praktis,
sadar informasi dan social media minded. Kapan pun dimana pun mereka
bisa bebas mencari informasi, belajar dan membagikan informasi tersebut melalui
sosial media.
Kartini milineal begitulah sosok pribadi
perempuan dan wanita Indonesia di era kekinian. Mereka juga memiliki potensi,
kemampuan dan cita-cita seperti Kartini. Tentunya, tanpa melupakan kodratnya
sebagai wanita. Misalnya, bagaimana kerja keras dan perjuangan ibu menteri Sri
Mulyani menjabat sebagai salah satu menteri wanita di republik ini dan
bagaimana ketika beliau mendapatkan penghargaan sebagai menteri keuangan terbaik
di Asia. Dan masih banyak figur kartini milineal Indonesia lainnya. Siapapun
bisa menjadi kartini milineal seperti beliau karena ada banyak kemudahan di era
digital saat ini.
Sejatinya, setiap pribadi adalah milik
zamannya. Kemajuan teknologi dan perubahan zaman bukanlah alasan basi untuk
tidak meneladani kemuliaan dan keagungan pribadi Kartini. Pertanyaannya adalah
bagaimana semangat dan cita-cita Kartini selalu tertanam setiap saat pada semua
perempuan dan wanita Indonesia. Majulah Kartini Milineal! Teruslah belajar,
patrikan semangat literasi dan berproseslah untuk memberikan karya yang
bermanfaat pada dunia. Semoga!
Wanita selalu benar :v
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswanita tangguh
BalasHapus