KARTINI MILENIAL DAN KARYANYA

Majalah Smenda
3

KARTINI MILENIAL DAN KARYANYA
Oleh:  Aprilia Devina Rakhma, S.S., M.Pd.

“Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas,
tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.”
 --Kartini--
           
April selalu identik dengan Kartini. Gaungnya kerap terdengar sepenjuru nusantara. Dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua turut berpartisipasi. Mulai dari yang sederhana hingga meriah seperti lomba-lomba, peringatan, festival dihelat untuk Kartini. Seagung dan semulia itulah sosok Kartini di hati dan benak kami semua. Pertanyaannya menjadi setelah April berlalu, adakah yang tertinggal dari perhelatan itu?
Sejarah mengukir Raden Ajeng Kartini telah menorehkan banyak catatan mulia sepanjang perjalanan hidupnya. Kecintaannya pada membaca dan menulis mengantarkannya pada kematangannya dalam berpikir dan bersikap. Itu semua tertuang melalui karyanya yang dikumpulkan melalui catatan-catatannya, tulisannya hingga kumpulan surat yang kemudian dikenal dengan “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kefasihannya berbahasa asing juga didapatkan dari bacaan-bacaannya sehingga beliau mampu menerjemahkan, menyuarakan pikirannya dan berkomunikasi dengan orang-orang asing melalui surat kabar berbahasa asing di masanya. Baginya, membaca dan menulis ibaratkan alat dan senjata dalam menuangkan ide-idenya dan menyampaikan pesannya pada dunia.
Dalam perkembangan zaman, perubahan peradaban tidak lepas dari kemajuan pengetahuan dan teknologi. Semakin maju peradaban sebanding dengan semakin mudahnya kehidupan manusia. Milenial bahasa kekiniannya untuk mewakili peradaban sekarang. Generasinya disebut dengan generasi milenial yang digambarkan sebagai sosok pribadi dinamis, praktis, sadar informasi dan social media minded. Kapan pun dimana pun mereka bisa bebas mencari informasi, belajar dan membagikan informasi tersebut melalui sosial media.
Kartini milineal begitulah sosok pribadi perempuan dan wanita Indonesia di era kekinian. Mereka juga memiliki potensi, kemampuan dan cita-cita seperti Kartini. Tentunya, tanpa melupakan kodratnya sebagai wanita. Misalnya, bagaimana kerja keras dan perjuangan ibu menteri Sri Mulyani menjabat sebagai salah satu menteri wanita di republik ini dan bagaimana ketika beliau mendapatkan penghargaan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia. Dan masih banyak figur kartini milineal Indonesia lainnya. Siapapun bisa menjadi kartini milineal seperti beliau karena ada banyak kemudahan di era digital saat ini.
Sejatinya, setiap pribadi adalah milik zamannya. Kemajuan teknologi dan perubahan zaman bukanlah alasan basi untuk tidak meneladani kemuliaan dan keagungan pribadi Kartini. Pertanyaannya adalah bagaimana semangat dan cita-cita Kartini selalu tertanam setiap saat pada semua perempuan dan wanita Indonesia. Majulah Kartini Milineal! Teruslah belajar, patrikan semangat literasi dan berproseslah untuk memberikan karya yang bermanfaat pada dunia. Semoga!







Posting Komentar

3Komentar
Posting Komentar

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !