The
Way We Meet
"Juno
terlihat sangat tampan difilm tadi Sya. Aku sangat penasaran dengan wanita yang
akan menjadi jodohnya."
"Jangan mengurusi hidup orang lain Ros, aku bahkan tak penasaran sama sekali."
"Aku pernah bermimpi kalau Juno mencintai salah satu temanku Sya, bisa saja terjadi."
"Bisa saja sih, tapi jangan terlaru percaya."
"Aku berdoa supaya terjadi, lumayan aku nanti diundang ke acara pernikahannya."
Dua gadis berhijab itu meninggalkan bioskop dengan senyum yang mengembang. Puas setelah menyaksikan film baru dari aktor laga asal negri ginseng Juno Park.
Waktu hampir memasuki malam, mereka berpisah dipersimpangan jalan. Alisya gadis berhijab biru dengan wajah cantik dan manis itu melangkahkan kaki menuju rumahnya.
Ia bersenandung kecil untuk melawan sunyi. Sampai dering telpon menghentikan langkahnya.
"Halo.."
"Ya, besok aku akan kesana."
"Penerbanganku sampai pukul 11 siang."
"Tak perlu, kita bertemu dikafe saja."
Panggilan berakhir. Ia melangkahkan kakinya kembali dengan jantung berdebar. Besok ia akan kencan. Setelah melalui perjalanan panjang. Ya, Alisya harus mempersiapkan harinya besok.
●●●●●
Sebuah kafe bernuansa vintage dengan beberapa ukiran hangul yang memanjakan indra penglihatan menyambut Alisya. Aroma kopi americano begitu kuat dihidungnya. Matanya menelisik seisi kafe. Mencari sosok yang ia cinta dan ia rindu. Sampai seorang lelaki berpostur tegap dan berpakaian serba hitam melambaikan tangannya.
Alisya tahu, dia tengah tersenyum meski bibir indahnya tertutup masker. Matanya yang sipit mengecil menjadi lebih kecil melihat Alisya berjalan dengan anggun ke arahnya.
Lelaki itu mempersilahkan Alisya duduk. Benar-benar memperlakukan Alisya seperti putri. Mata mereka bertatap beberapa menit, sekedar melepas rindu. Si pria mengawasi sekeliling, setelah merasa sepi. Ia membuka masker yang menutupi wajah tampannya.
"Alisya, anyyeong."
"Apakah kamu baik-baik saja ?" Laki-laki itu membuka obrolan dengan senyum yang masih terbit.
"Jika aku tidak baik, kita tidak bisa bertemu Juno." Juno Park. Aktor yang tengah naik daun itu adalah kekasih Alisya. Kekasih tampan dan lembutnya itu, yang bisa berubah kasar saat syuting.
"Ah jawabanmu selalu tak bisa kutebak Al. Ini lah alasanku mencintaimu." Juno tersenyum gemas melihat semburat merah tapi bukan blush on dipipi tirus kekasihnya.
"Dan kamu selalu pandai mengukir kata untuk membuatku merona. Oh ya, aku sudah melihat filmu yang baru. Kamu sangat keren." Ucap Alisya dengan menunjukkan kedua ibu jarinya.
"Tak perlu berlebihan. Aku punya hadiah untukmu. Ku berikan ini karna kamu selalu mendukungku." Juno menyerahkan sebuah kotak berwarna merah dengan pita coral pink.
Alisya membukanya dengan semangat. Mata bulatnya membola melihat lip velvet coral pink elegan didalam kotak itu. Ia meneliti detail lipstik velvet dari merk favoritnya.
InnisfreeXJunoPark Limited edition Lip Velvet.
"Itu adalah produksi pertama, bahkan belum dipromosikan. Aku meminta pihak produksi untuk membuatkanku satu. Cobalah!"
Bibir kecil namun penuh milik Alisya semakin indah untuk dilihat. Warna coral pink menyatu dengan indah dibibirnya. Juno tersenyum lebar melihat kekasihnya tampak lebih cantik dan manis secara bersamaan.
"Aku sangat menyukainya. Kamu sangat pintar memilih warna."
"Kamu tampak sangat memukau Alisya. Aku tak sabar menjadikanmu pengantinku."
Kata-kata yang Juno utarakan membuat tatapan Alisya menjadi lebih serius. Bukannya ia tak senang hanya saja ia takut. Ia takut karir yang telah Juno bangun dari nol akan hancur. Ia tak mau Juno mendapat cercaan dari orang-orang. Dan MineJ akan meninggalkan Juno disaat karirnya berada dipuncak.
"Apakah kamu takut Al? Aku tau semua ketakutanmu. Aku tak masalah jika karirku merosot atau bahkan hancur. Aku hanya ingin memiliki kebahagiaanku Al. Dan kamu tahu bahagiaku adalah kamu."
"Kamu akan dapat banyak rintangan Juno. Jika kita menikah kita maka kamu harus berpindah agama. Dan kamu tahu agamaku adalah agama minoritas di Korea. Bukannya aku tak percaya padamu. Aku hanya tak mau membebanimu." Alisya menghela napas berat mengakhiri kata-katanya yang juga berisi semua kekhawatirannya selama ini.
"Al, kamu pernah mengatakan padaku. Jika kita ingin melakukan hal baik maka Tuhan akan membantu kita. Dan aku mempercayai itu Al." Alisya menatap Juno dengan mata yang berkaca-kaca.
Alisya melihat kesungguhan dimata Juno. Ia tahu Juno mencintainya sangat tulus. Tak pernah berkurang sejak pertemuan pertama mereka. Juno telah banyak berkorban. Bahkan meskipun ia yang harus bolak-balik Jakarta-Seoul tetap saja Juno yang lebih banyak terkena imbasnya.
"Al, yang perlu kamu lakukan hanyalah mempercayaiku dan mendukungku. Jika yang kamu khawatirkan adalah MineJ mereka pasti mendukung keputusanku Al. Bisakah kamu melakukan itu untukku?".
"Tentu, Juno." Alisya mengangguk dengan air mata bahagia yang terus turun melewati pipinya.
Ia bahagia. Lelaki tampan dan lembut didepannya akan memperjuangkan kisah mereka. Alisya berdoa pada Tuhan agar jalan kisah mereka memiliki ending yang terbaik.
●●●●●
'Aktor laga Juno Park, Berkencan dengan gadis berhijab'
'Kencan sembunyi-sembunyi yang dilakukan Juno Park'
'Reaksi MineJ mendengar berita kencan idolanya'
'Apa tanggapan agensi mengenai kencan Juno ?'
'Juno Park telah berpindah agama'
'Apakah perpindahan agama Juno Park karna ia akan menikah ?'
"Bagaimana caramu menjelaskan ini pada sajang-nim?"
Manager Kim memperlihatkan artikel-artikel yang berkaitan dengan artisnya ini.
"Aku akan mencoba berbicara dengannya,hyung." Ucap Juno seraya menyetel ulang gitar lamanya.
"Baiklah, aku tak akan mencampuri urusanmu. Lalu apakah benar kamu pindah agama ?"
"Benar hyung, saat ini aku adalah seorang muslim."
"Aku menghargai keputusanmu dan aku akan tetap mendukungmu apapun yang terjadi. Katakan saja apa yang bisa ku bantu. "
"Bantu aku membuat lagu, hyung."
●●●●●
Sudah seminggu Juno membujuk terus membujuk Ceo Lee, meski sudah ditentang beberapa kali. Ia tak pernah patah semangat, ini demi dirinya dan Alisya.
Sesungguhnya ia juga lelah, bahkan pelatih kesehatannya harus menambah dosis asupan vitamin Juno. Bagaimana tidak lelah, jadwalnya benar-benar padat. Ia juga setiap hari harus menunggu Ceo Lee selesai bekerja meski yang ia dapatkan hanya kata tidak.
Berulang kali managernya memberitahu untuk istirahat namun tak dihiraukan oleh Juno. Ceo Lee keras kepala Juno pun sama. Mereka tidak ada yang mau mengalah.
Hari ini, Juno kembali menunggu Ceo Lee namun ia malah merasakan kekhwatiran yang luar biasa. Padahal hari sebelumnya ia tak pernah merasakan hal seperti ini.
Ia menolehkan pandangannya ke ujung lorong, disana ia melihat Ceo Lee dan asistennya berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Sontak saja ia berdiri ketika melihat wajah orang nomor satu di agensi sedang tidak bersahabat.
"Lihat apa yang telah kau perbuat!! Lihat resiko yang akan kamu tanggung!! Diluar sana penggemarmu sedang berdemo, apa yang akan kamu lakukan!! Ini semua karna pernikahan bodohmu itu. Aku menentangmu karna takut hal seperti ini akan terjadi. Sekarang cepat selesaikan masalah yang kau buat. Aku tak akan turun tangan. "
Setelah mengucapkan rentetan kata dengan nada tinggi Ceo Lee meninggalkan Juno yang masih mencerna ucapannya. Juno tau hal ini akan terjadi, cepat atau lambat berita-berita rencana pernikahannya akan mempengaruhi MineJ.
Ia bergegas turun ke loby, tanpa didampingi siapapun ia segera menemui para penggemarnya yang sedang meminta penjelasan.
Tangannya gemetar, ia bukan takut karirnya akan berantakan ia hanya takut jika rencana indahnya bersama Alisya akan hancur. Ia hanya ingin bahagia sungguh.
Ia melangkahkan kakinya pelan, baiklah ini keputusannya.
"Anyyeonghaseyo"
"MineJ apa kabar ?"
"Sebelumnya aku minta maaf. Karna aku, kalian harus keluar rumah disaat yang dingin. Apakah jaket kalian sudah hangat ? Jangan terlalu lama diluar itu tidak baik."
"MineJ maafkan aku yang mengecewakan kalian. Sungguh aku hanya ingin bahagia. Selama ini kalian terus mendukungku tapi kalian tidak selalu bersamaku. Aku hanya ingin memiliki seorang MineJ yang selalu bersamaku. Dan aku sudah menemukan orangnya. "
Alisyanya gadis yang berhasil membuatnya mengambil keputusan sebesar ini. Tak pernah terpikir sedikitpun olehnya untuk mencari sosok yang lain. Ia hanya ingin Alisya.
"Dia orang yang sangat hangat. Senyumnya sangat manis dan menawan. Ia juga baik dan selalu mendukungku apapun yang terjadi. Yang paling penting dia yang selalu mencintaiku."
Juno tersenyum mengingat Alisya. Gadisnya selalu menelpon setiap malam hanya untuk memastikan ia istirahat dengan cukup. Dua tahun masa ia dan Alisya jadi sepasang kekasih adalah waktu yang cukup untuk menjadikan Alisya pengantinnya.
"Aku mencintainya. Aku ingin ia yang kulihat saat aku terbangun dari tidurku. Aku juga ingin menghabiskan senja bersamanya mengelilingi Gangnam. Aku ingin memberikan kalian keponakan-keponakan lucu yang wajahnya mirip denganku. Hanya itu. Yang aku inginkan hanya itu. Meski berat bagi kalian tapi ku mohon dukungan dari kalian. Sekali lagi aku minta maaf."
Juno membungkuk sembilan puluh derajat. Air mata harunya luruh. Katakan saja ia cengeng tapi memang itulah yang terjadi. Dirinya dan Alisya harus berjuang sejauh ini. Demi sebuah masa depan yang indah.
Semua MineJ menangis melihat idola mereka meminta maaf seraya menangis demi seorang wanita. Itu cukup membuktikan bahwa wanita itu berhasil menawan idola mereka dengan sangat baik. Bukannya mereka egois tapi mereka ingin idolanya tidak salah memilih.
Juno berpamitan dan menyuruh mereka semua untuk pulang. Ia berjalan dengan lesu ke arah basement. Cukup perjuangannya untuk hari ini. Langkahnya terhenti ketika melihat Ceo Lee menatap ke arahnya.
Juno membungkuk tanda hormat, Ceo Lee berjalan kearahnya mengangguk dan menepuk bahunya singkat.
●●●●●
Alisya mondar-mandir gelisah didalam kamarnya. Ia menunggu Juno mengangkat telpon darinya. Ia cemas dengan keadaan Juno saat ini. Apalagi setelah membaca berita tentang Juno semalam. Alisya tak percaya bahwa Juno akan melakukannya secepat ini. Bahkan semalam ia tak sempat makan memikirkan apa yang akan Juno terima.
"Halo Juno..."
"Waalaikumsalam, Al. Miss me ?"
"Juno aku tak sedang ingin bercanda. Bagaimana keadaanmu ? Apakah managermu memarahimu ? Apa sajang-nim memecatmu ? Dan apa yang akan kamu lakukan sekarang Juno ? Bagaimana dengan karirmu ? Bagaimana respon MineJ ?"
Bukannya mendapatkan jawaban dari rentetan pertanyaannya. Alisya malah mendengar Juno tertawa terbahak-bahak. Alisya ingin menangis sekarang juga.
"Juno aku sangat khawatir padamu. Mengapa kamu tertawa ? Apakah kamu tak memikirkan kecemasanku hah!?" Tangis Alisya semakin kencang. Juno mempermainkannya.
"Hei, hei jangan menangis Al. Percayalah padaku. Aku akan menjelaskannya sabtu besok. Datanglah, dan temui aku di Namsan Tower pukul 4 sore."
●●●●●
Pukul 4 sore waktu Korea, Juno tengah mempersiapkan kejutan untuk Alisya. Dengan meminta bantuan dari manager Kim. Audio sistem lengkap dengan mikropon serta sebuah bangku kecil telah tertata di Namsan Tower. Para pengunjung hanya melihat sekilas. Mereka tak tahu bahwa lelaki berpakaian serba hitam itu adalah Aktor kesayangan Korea.
Ia tersenyum melihat hasil kerjanya. Simpel namun sangat berarti. Setelah mendengar komando dari manager Kim. Juno membuka masker dan topi hitamnya. Yang membuat pengunjung terpekik kaget. Ia meminta pengunjung untuk tetap tenang dan menyaksikannya.
Petikan gitar akustik yang menciptakan melodi indah namun sederhana mulai terdengar ditelinga pengunjung Namsan Tower. Begitu juga dengan gadis berhijab peach. Ia kaget melihat kekasihnya memegang gitar dan sepertinya akan menyanyikan sebuah lagu.
Kamu adalah alasanku
Menunggu dan membawa sebuket bunga di bandara
Tersenyum melihat jadwal kedatangan
Tibalah cintaku
Terhapuslah rinduku
Kisah manis mereka diawal hubungan. Juno rela menunggu Alisya dengan tangan memegang bunga. Berpakaian sangat tertutup meski masih musim panas.
Senyumku diatas deru roda pesawat
Melihat seseorang yang ku tunggu
Telah sampai melewati samudra
Tibalah cintaku
Terhapuslah rinduku
Juno selalu tersenyum ketika Alisya tiba dan saat kencan sembunyi-sembunyi mereka. Tak peduli jika ia sedang ada masalah Juno tetap tersenyum. Ia tak ingin Alisya cemas.
Kita lewati hari ini
Berjalan diantara bunga musim semi
Bercumbu dengan secangkir americano
Dipojok cafe favorit kita
Menikmati semilir angin di namsan
Mengukir bait bait cinta kala senja
Aku menyukai cara kita bertemu
Alisyanya begitu sederhana. Ia tak meminta Juno mengajaknya jalan kesana-kemari. Hanya bertemu dan berbincang di kafe sudah membuat pipi Alisya merona berkali-kali. Itulah mengapa Juno jatuh cinta padanya berulang-ulang.
Tibalah cintaku
Terhapuslah rinduku
Kita lewati hari ini
Berjalan diantara bunga musim semi
Bercumbu dengan secangkir americano
Dipojok cafe favorit kita
Menikmati semilir angin di namsan
Mengukir bait bait cinta kala senja
Aku menyukai cara kita bertemu
Tersenyumlah meski dunia tak setuju
Berbahagialah meski dunia membenci
Kita lewati hari ini
Dengan derai tawa dan cinta
Membahas projek masa depan
Dipojok cafe favorit kita
Menuliskan nama kita di namsan
Dan berciuman kala senja
Aku menyukai cara kita bertemu
Juno mengakhiri lagu spesialnya dengan senyum yang membuat wajahnya tampan berkali-kali lipat. Ia menatap Alisya yang sedang menangis tersedu-sedu. Wanita mana yang tak akan terharu jika kekasihnya melakukan apa yang Juno lakukan padanya.
"Bismillahirrohmanirrohiim. Alisya will you marry me ?"
Juno bersimpuh dihadapan Alsya yang sudah tak mampu berkata-kata.
"Say i do !"
"Say i do!"
"Say i do!"
Para pengunjung bersorak meminta Alisya untuk menerima Juno. Hal itu membuat Alisya semakin yakin dengan apa yang ada dihadapannya. Juno, aktor tampan itu benar-benar mencintainya. Hingga rela melamarnya didepan umum yang mungkin adalah hal mustahil bagi artis lain.
"Meski aku menolak kau akan tetap memaksa bukan?"
Reflek Juno berteriak keras seraya melompat. Usahanya tak sia-sia. Meyakinkan banyak pihak. Meski ia berkata pada Alisya ia tak takut. Tetap saja kekhawatiran itu tetap ada. Kini satu langkah kisah mereka telah selesai di lewati. Kebahagiaan yang ia jemput telah datang.
Alisya menghapus airmatanya cepat. Ada satu hal yang masih ia khawatirkan. Bagaimana tanggapan MineJ ? Ia takut, apalagi ia telah mendengar dari Rosa jika banyak sasaeng yang kejam di Korea.
"Juno, bagaimana dengan MineJ ?"
Belum sempat Juno menjawab, teriakan dari belakang mengagetkan mereka.
"Eonni Saranghae!!"
Sekelompok wanita dari berbagai usia yang mengenakan kaos biru langit bertuliskan MineJ meneriakkan kata-kata yang membuat Alisya bernapas lega. Ia mengucapkan banyak terimakasih pada para pengunjung disana bahkan ia memeluk MineJ sambil menangis terharu. Sungguh ia tak menyangka kisahnya dengan Juno akan berakhir sangat indah.
"MineJ sepertinya cintaku pada kalian akan terbagi. Karna saat ini aku juga mencintai calon istriku."
Mengetahui dirinya dipanggil sebagai calon istri. Sontak membuat Alisya merasakan panas diseluruh wajahnya. Juno yang melihat perubahan wajah Alisya tersenyum jahil. Sekarang ia tahu hobynya adalah membuat pipi Alisya merona.
"Apakah Calon istriku selalu Memakai blush on ?"
Semua orang disana tertawa. Semua yang menjadi kekhawatiran Alisya tak terjadi. Mereka yang menjadi kekhawatirannya malah mendukungnya. Ia sangat bersyukur. Dicintai oleh seseorang yang tampan dan lembut. Bahkan tak pernah terpikir olehnya bahwa ia akan menjadi jodoh seorang Juno Park aktor laga yang digandrungi oleh semua wanita didunia.
"Jangan mengurusi hidup orang lain Ros, aku bahkan tak penasaran sama sekali."
"Aku pernah bermimpi kalau Juno mencintai salah satu temanku Sya, bisa saja terjadi."
"Bisa saja sih, tapi jangan terlaru percaya."
"Aku berdoa supaya terjadi, lumayan aku nanti diundang ke acara pernikahannya."
Dua gadis berhijab itu meninggalkan bioskop dengan senyum yang mengembang. Puas setelah menyaksikan film baru dari aktor laga asal negri ginseng Juno Park.
Waktu hampir memasuki malam, mereka berpisah dipersimpangan jalan. Alisya gadis berhijab biru dengan wajah cantik dan manis itu melangkahkan kaki menuju rumahnya.
Ia bersenandung kecil untuk melawan sunyi. Sampai dering telpon menghentikan langkahnya.
"Halo.."
"Ya, besok aku akan kesana."
"Penerbanganku sampai pukul 11 siang."
"Tak perlu, kita bertemu dikafe saja."
Panggilan berakhir. Ia melangkahkan kakinya kembali dengan jantung berdebar. Besok ia akan kencan. Setelah melalui perjalanan panjang. Ya, Alisya harus mempersiapkan harinya besok.
●●●●●
Sebuah kafe bernuansa vintage dengan beberapa ukiran hangul yang memanjakan indra penglihatan menyambut Alisya. Aroma kopi americano begitu kuat dihidungnya. Matanya menelisik seisi kafe. Mencari sosok yang ia cinta dan ia rindu. Sampai seorang lelaki berpostur tegap dan berpakaian serba hitam melambaikan tangannya.
Alisya tahu, dia tengah tersenyum meski bibir indahnya tertutup masker. Matanya yang sipit mengecil menjadi lebih kecil melihat Alisya berjalan dengan anggun ke arahnya.
Lelaki itu mempersilahkan Alisya duduk. Benar-benar memperlakukan Alisya seperti putri. Mata mereka bertatap beberapa menit, sekedar melepas rindu. Si pria mengawasi sekeliling, setelah merasa sepi. Ia membuka masker yang menutupi wajah tampannya.
"Alisya, anyyeong."
"Apakah kamu baik-baik saja ?" Laki-laki itu membuka obrolan dengan senyum yang masih terbit.
"Jika aku tidak baik, kita tidak bisa bertemu Juno." Juno Park. Aktor yang tengah naik daun itu adalah kekasih Alisya. Kekasih tampan dan lembutnya itu, yang bisa berubah kasar saat syuting.
"Ah jawabanmu selalu tak bisa kutebak Al. Ini lah alasanku mencintaimu." Juno tersenyum gemas melihat semburat merah tapi bukan blush on dipipi tirus kekasihnya.
"Dan kamu selalu pandai mengukir kata untuk membuatku merona. Oh ya, aku sudah melihat filmu yang baru. Kamu sangat keren." Ucap Alisya dengan menunjukkan kedua ibu jarinya.
"Tak perlu berlebihan. Aku punya hadiah untukmu. Ku berikan ini karna kamu selalu mendukungku." Juno menyerahkan sebuah kotak berwarna merah dengan pita coral pink.
Alisya membukanya dengan semangat. Mata bulatnya membola melihat lip velvet coral pink elegan didalam kotak itu. Ia meneliti detail lipstik velvet dari merk favoritnya.
InnisfreeXJunoPark Limited edition Lip Velvet.
"Itu adalah produksi pertama, bahkan belum dipromosikan. Aku meminta pihak produksi untuk membuatkanku satu. Cobalah!"
Bibir kecil namun penuh milik Alisya semakin indah untuk dilihat. Warna coral pink menyatu dengan indah dibibirnya. Juno tersenyum lebar melihat kekasihnya tampak lebih cantik dan manis secara bersamaan.
"Aku sangat menyukainya. Kamu sangat pintar memilih warna."
"Kamu tampak sangat memukau Alisya. Aku tak sabar menjadikanmu pengantinku."
Kata-kata yang Juno utarakan membuat tatapan Alisya menjadi lebih serius. Bukannya ia tak senang hanya saja ia takut. Ia takut karir yang telah Juno bangun dari nol akan hancur. Ia tak mau Juno mendapat cercaan dari orang-orang. Dan MineJ akan meninggalkan Juno disaat karirnya berada dipuncak.
"Apakah kamu takut Al? Aku tau semua ketakutanmu. Aku tak masalah jika karirku merosot atau bahkan hancur. Aku hanya ingin memiliki kebahagiaanku Al. Dan kamu tahu bahagiaku adalah kamu."
"Kamu akan dapat banyak rintangan Juno. Jika kita menikah kita maka kamu harus berpindah agama. Dan kamu tahu agamaku adalah agama minoritas di Korea. Bukannya aku tak percaya padamu. Aku hanya tak mau membebanimu." Alisya menghela napas berat mengakhiri kata-katanya yang juga berisi semua kekhawatirannya selama ini.
"Al, kamu pernah mengatakan padaku. Jika kita ingin melakukan hal baik maka Tuhan akan membantu kita. Dan aku mempercayai itu Al." Alisya menatap Juno dengan mata yang berkaca-kaca.
Alisya melihat kesungguhan dimata Juno. Ia tahu Juno mencintainya sangat tulus. Tak pernah berkurang sejak pertemuan pertama mereka. Juno telah banyak berkorban. Bahkan meskipun ia yang harus bolak-balik Jakarta-Seoul tetap saja Juno yang lebih banyak terkena imbasnya.
"Al, yang perlu kamu lakukan hanyalah mempercayaiku dan mendukungku. Jika yang kamu khawatirkan adalah MineJ mereka pasti mendukung keputusanku Al. Bisakah kamu melakukan itu untukku?".
"Tentu, Juno." Alisya mengangguk dengan air mata bahagia yang terus turun melewati pipinya.
Ia bahagia. Lelaki tampan dan lembut didepannya akan memperjuangkan kisah mereka. Alisya berdoa pada Tuhan agar jalan kisah mereka memiliki ending yang terbaik.
●●●●●
'Aktor laga Juno Park, Berkencan dengan gadis berhijab'
'Kencan sembunyi-sembunyi yang dilakukan Juno Park'
'Reaksi MineJ mendengar berita kencan idolanya'
'Apa tanggapan agensi mengenai kencan Juno ?'
'Juno Park telah berpindah agama'
'Apakah perpindahan agama Juno Park karna ia akan menikah ?'
"Bagaimana caramu menjelaskan ini pada sajang-nim?"
Manager Kim memperlihatkan artikel-artikel yang berkaitan dengan artisnya ini.
"Aku akan mencoba berbicara dengannya,hyung." Ucap Juno seraya menyetel ulang gitar lamanya.
"Baiklah, aku tak akan mencampuri urusanmu. Lalu apakah benar kamu pindah agama ?"
"Benar hyung, saat ini aku adalah seorang muslim."
"Aku menghargai keputusanmu dan aku akan tetap mendukungmu apapun yang terjadi. Katakan saja apa yang bisa ku bantu. "
"Bantu aku membuat lagu, hyung."
●●●●●
Sudah seminggu Juno membujuk terus membujuk Ceo Lee, meski sudah ditentang beberapa kali. Ia tak pernah patah semangat, ini demi dirinya dan Alisya.
Sesungguhnya ia juga lelah, bahkan pelatih kesehatannya harus menambah dosis asupan vitamin Juno. Bagaimana tidak lelah, jadwalnya benar-benar padat. Ia juga setiap hari harus menunggu Ceo Lee selesai bekerja meski yang ia dapatkan hanya kata tidak.
Berulang kali managernya memberitahu untuk istirahat namun tak dihiraukan oleh Juno. Ceo Lee keras kepala Juno pun sama. Mereka tidak ada yang mau mengalah.
Hari ini, Juno kembali menunggu Ceo Lee namun ia malah merasakan kekhwatiran yang luar biasa. Padahal hari sebelumnya ia tak pernah merasakan hal seperti ini.
Ia menolehkan pandangannya ke ujung lorong, disana ia melihat Ceo Lee dan asistennya berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Sontak saja ia berdiri ketika melihat wajah orang nomor satu di agensi sedang tidak bersahabat.
"Lihat apa yang telah kau perbuat!! Lihat resiko yang akan kamu tanggung!! Diluar sana penggemarmu sedang berdemo, apa yang akan kamu lakukan!! Ini semua karna pernikahan bodohmu itu. Aku menentangmu karna takut hal seperti ini akan terjadi. Sekarang cepat selesaikan masalah yang kau buat. Aku tak akan turun tangan. "
Setelah mengucapkan rentetan kata dengan nada tinggi Ceo Lee meninggalkan Juno yang masih mencerna ucapannya. Juno tau hal ini akan terjadi, cepat atau lambat berita-berita rencana pernikahannya akan mempengaruhi MineJ.
Ia bergegas turun ke loby, tanpa didampingi siapapun ia segera menemui para penggemarnya yang sedang meminta penjelasan.
Tangannya gemetar, ia bukan takut karirnya akan berantakan ia hanya takut jika rencana indahnya bersama Alisya akan hancur. Ia hanya ingin bahagia sungguh.
Ia melangkahkan kakinya pelan, baiklah ini keputusannya.
"Anyyeonghaseyo"
"MineJ apa kabar ?"
"Sebelumnya aku minta maaf. Karna aku, kalian harus keluar rumah disaat yang dingin. Apakah jaket kalian sudah hangat ? Jangan terlalu lama diluar itu tidak baik."
"MineJ maafkan aku yang mengecewakan kalian. Sungguh aku hanya ingin bahagia. Selama ini kalian terus mendukungku tapi kalian tidak selalu bersamaku. Aku hanya ingin memiliki seorang MineJ yang selalu bersamaku. Dan aku sudah menemukan orangnya. "
Alisyanya gadis yang berhasil membuatnya mengambil keputusan sebesar ini. Tak pernah terpikir sedikitpun olehnya untuk mencari sosok yang lain. Ia hanya ingin Alisya.
"Dia orang yang sangat hangat. Senyumnya sangat manis dan menawan. Ia juga baik dan selalu mendukungku apapun yang terjadi. Yang paling penting dia yang selalu mencintaiku."
Juno tersenyum mengingat Alisya. Gadisnya selalu menelpon setiap malam hanya untuk memastikan ia istirahat dengan cukup. Dua tahun masa ia dan Alisya jadi sepasang kekasih adalah waktu yang cukup untuk menjadikan Alisya pengantinnya.
"Aku mencintainya. Aku ingin ia yang kulihat saat aku terbangun dari tidurku. Aku juga ingin menghabiskan senja bersamanya mengelilingi Gangnam. Aku ingin memberikan kalian keponakan-keponakan lucu yang wajahnya mirip denganku. Hanya itu. Yang aku inginkan hanya itu. Meski berat bagi kalian tapi ku mohon dukungan dari kalian. Sekali lagi aku minta maaf."
Juno membungkuk sembilan puluh derajat. Air mata harunya luruh. Katakan saja ia cengeng tapi memang itulah yang terjadi. Dirinya dan Alisya harus berjuang sejauh ini. Demi sebuah masa depan yang indah.
Semua MineJ menangis melihat idola mereka meminta maaf seraya menangis demi seorang wanita. Itu cukup membuktikan bahwa wanita itu berhasil menawan idola mereka dengan sangat baik. Bukannya mereka egois tapi mereka ingin idolanya tidak salah memilih.
Juno berpamitan dan menyuruh mereka semua untuk pulang. Ia berjalan dengan lesu ke arah basement. Cukup perjuangannya untuk hari ini. Langkahnya terhenti ketika melihat Ceo Lee menatap ke arahnya.
Juno membungkuk tanda hormat, Ceo Lee berjalan kearahnya mengangguk dan menepuk bahunya singkat.
●●●●●
Alisya mondar-mandir gelisah didalam kamarnya. Ia menunggu Juno mengangkat telpon darinya. Ia cemas dengan keadaan Juno saat ini. Apalagi setelah membaca berita tentang Juno semalam. Alisya tak percaya bahwa Juno akan melakukannya secepat ini. Bahkan semalam ia tak sempat makan memikirkan apa yang akan Juno terima.
"Halo Juno..."
"Waalaikumsalam, Al. Miss me ?"
"Juno aku tak sedang ingin bercanda. Bagaimana keadaanmu ? Apakah managermu memarahimu ? Apa sajang-nim memecatmu ? Dan apa yang akan kamu lakukan sekarang Juno ? Bagaimana dengan karirmu ? Bagaimana respon MineJ ?"
Bukannya mendapatkan jawaban dari rentetan pertanyaannya. Alisya malah mendengar Juno tertawa terbahak-bahak. Alisya ingin menangis sekarang juga.
"Juno aku sangat khawatir padamu. Mengapa kamu tertawa ? Apakah kamu tak memikirkan kecemasanku hah!?" Tangis Alisya semakin kencang. Juno mempermainkannya.
"Hei, hei jangan menangis Al. Percayalah padaku. Aku akan menjelaskannya sabtu besok. Datanglah, dan temui aku di Namsan Tower pukul 4 sore."
●●●●●
Pukul 4 sore waktu Korea, Juno tengah mempersiapkan kejutan untuk Alisya. Dengan meminta bantuan dari manager Kim. Audio sistem lengkap dengan mikropon serta sebuah bangku kecil telah tertata di Namsan Tower. Para pengunjung hanya melihat sekilas. Mereka tak tahu bahwa lelaki berpakaian serba hitam itu adalah Aktor kesayangan Korea.
Ia tersenyum melihat hasil kerjanya. Simpel namun sangat berarti. Setelah mendengar komando dari manager Kim. Juno membuka masker dan topi hitamnya. Yang membuat pengunjung terpekik kaget. Ia meminta pengunjung untuk tetap tenang dan menyaksikannya.
Petikan gitar akustik yang menciptakan melodi indah namun sederhana mulai terdengar ditelinga pengunjung Namsan Tower. Begitu juga dengan gadis berhijab peach. Ia kaget melihat kekasihnya memegang gitar dan sepertinya akan menyanyikan sebuah lagu.
Kamu adalah alasanku
Menunggu dan membawa sebuket bunga di bandara
Tersenyum melihat jadwal kedatangan
Tibalah cintaku
Terhapuslah rinduku
Kisah manis mereka diawal hubungan. Juno rela menunggu Alisya dengan tangan memegang bunga. Berpakaian sangat tertutup meski masih musim panas.
Senyumku diatas deru roda pesawat
Melihat seseorang yang ku tunggu
Telah sampai melewati samudra
Tibalah cintaku
Terhapuslah rinduku
Juno selalu tersenyum ketika Alisya tiba dan saat kencan sembunyi-sembunyi mereka. Tak peduli jika ia sedang ada masalah Juno tetap tersenyum. Ia tak ingin Alisya cemas.
Kita lewati hari ini
Berjalan diantara bunga musim semi
Bercumbu dengan secangkir americano
Dipojok cafe favorit kita
Menikmati semilir angin di namsan
Mengukir bait bait cinta kala senja
Aku menyukai cara kita bertemu
Alisyanya begitu sederhana. Ia tak meminta Juno mengajaknya jalan kesana-kemari. Hanya bertemu dan berbincang di kafe sudah membuat pipi Alisya merona berkali-kali. Itulah mengapa Juno jatuh cinta padanya berulang-ulang.
Tibalah cintaku
Terhapuslah rinduku
Kita lewati hari ini
Berjalan diantara bunga musim semi
Bercumbu dengan secangkir americano
Dipojok cafe favorit kita
Menikmati semilir angin di namsan
Mengukir bait bait cinta kala senja
Aku menyukai cara kita bertemu
Tersenyumlah meski dunia tak setuju
Berbahagialah meski dunia membenci
Kita lewati hari ini
Dengan derai tawa dan cinta
Membahas projek masa depan
Dipojok cafe favorit kita
Menuliskan nama kita di namsan
Dan berciuman kala senja
Aku menyukai cara kita bertemu
Juno mengakhiri lagu spesialnya dengan senyum yang membuat wajahnya tampan berkali-kali lipat. Ia menatap Alisya yang sedang menangis tersedu-sedu. Wanita mana yang tak akan terharu jika kekasihnya melakukan apa yang Juno lakukan padanya.
"Bismillahirrohmanirrohiim. Alisya will you marry me ?"
Juno bersimpuh dihadapan Alsya yang sudah tak mampu berkata-kata.
"Say i do !"
"Say i do!"
"Say i do!"
Para pengunjung bersorak meminta Alisya untuk menerima Juno. Hal itu membuat Alisya semakin yakin dengan apa yang ada dihadapannya. Juno, aktor tampan itu benar-benar mencintainya. Hingga rela melamarnya didepan umum yang mungkin adalah hal mustahil bagi artis lain.
"Meski aku menolak kau akan tetap memaksa bukan?"
Reflek Juno berteriak keras seraya melompat. Usahanya tak sia-sia. Meyakinkan banyak pihak. Meski ia berkata pada Alisya ia tak takut. Tetap saja kekhawatiran itu tetap ada. Kini satu langkah kisah mereka telah selesai di lewati. Kebahagiaan yang ia jemput telah datang.
Alisya menghapus airmatanya cepat. Ada satu hal yang masih ia khawatirkan. Bagaimana tanggapan MineJ ? Ia takut, apalagi ia telah mendengar dari Rosa jika banyak sasaeng yang kejam di Korea.
"Juno, bagaimana dengan MineJ ?"
Belum sempat Juno menjawab, teriakan dari belakang mengagetkan mereka.
"Eonni Saranghae!!"
Sekelompok wanita dari berbagai usia yang mengenakan kaos biru langit bertuliskan MineJ meneriakkan kata-kata yang membuat Alisya bernapas lega. Ia mengucapkan banyak terimakasih pada para pengunjung disana bahkan ia memeluk MineJ sambil menangis terharu. Sungguh ia tak menyangka kisahnya dengan Juno akan berakhir sangat indah.
"MineJ sepertinya cintaku pada kalian akan terbagi. Karna saat ini aku juga mencintai calon istriku."
Mengetahui dirinya dipanggil sebagai calon istri. Sontak membuat Alisya merasakan panas diseluruh wajahnya. Juno yang melihat perubahan wajah Alisya tersenyum jahil. Sekarang ia tahu hobynya adalah membuat pipi Alisya merona.
"Apakah Calon istriku selalu Memakai blush on ?"
Semua orang disana tertawa. Semua yang menjadi kekhawatiran Alisya tak terjadi. Mereka yang menjadi kekhawatirannya malah mendukungnya. Ia sangat bersyukur. Dicintai oleh seseorang yang tampan dan lembut. Bahkan tak pernah terpikir olehnya bahwa ia akan menjadi jodoh seorang Juno Park aktor laga yang digandrungi oleh semua wanita didunia.
Tamat....
Penulis : Pradnya
Paramitha K X-AK
1
\