Ketika
Sampah Berubah Menjadi Berkah
Sudah menjadi pandangan sehari-hari jika melihat tumpukan limbah di sepanjang jalan. Tidak hanya itu, sungai yang dahulu beroperasi sebagai sumber pengairan masyarakat, kini menjadi tempat pembuangan sampah. Lautan sampah. Begitulah pendeskripsian sampah yang saat ini semakin merajalela. Hal ini tidak lain dan tidak bukan ialah ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Sudah jelas jika diberi peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya. Tong pembuangan sampah juga sudah ada di setiap jalan. Jika terus saja lalai dan abai, mau jadi apa negeri ini?
Alangkah baiknya jika sampah yang masih dapat
digunakan kembali dikelompokkan sendiri untuk tidak dibuang. Membuat organisasi
untuk membentuk ‘Bank Sampah’ bukanlah hal buruk untuk dilakukan. Selain
mendapat kegiatan bermanfaat, juga dapat menambah ilmu serta wawasan dalam
mendaur ulang sampah.
Salah satu contohnya seperti mengubah sampah
anorganik yang bertumpuk di tong sampah maupun yang berceceran di jalan menjadi
sebuah barang bermanfaat. Misalnya gelas minuman kemasan. Gelas tersebut bisa
kita jadkan sebagai gantungan yang bisa bernilai harganya. Tak hanya itu saja,
gelas bekas tersebut dapat dijadikan vas bunga, tumbuhan, bunga, dan masih
banyak lagi karya yang dapat dihasilkan dari gelas bekas tersebut.
Tidak hanya gelas bekas saja yang dapat
diubah menjadi barang bermanfaat yang bernilai. Kantong kresek bekas, kawat
bekas, dan sampah anorganik lainnya dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan,
tinggal kita saja yang bagaimana mengolahnya. Dibubuhi dengan kreativitas yang
kita miliki untuk memberikan kesan unik namun terlihat elegan dan berkelas.
Sebagai pelajar, kita bisa melakukan hal
tersebut dengan mengajak teman kelas atau kenalan kita untuk membuat karya
kecil dari barang bekas. Dimulai dari menjualnya di media sosial atau bahkan
antar mulut. Tak ada yang tahu jika nantinya akan merambat sampai pasar Internasional.
Tak ada salahnya untuk mencoba. Kegagalan bukan kunci menyerah, kegagalan hanya
kunci suatu kesuksesan. Tidak ada yang instan, semua ada hiruk pikuk
perjalanannya. Mengembangkan usaha dari sampah dengan perlahan hingga
menjadikannya berkah dan keuntungan.