Bencana Alam

Majalah Smenda
0

 

Bencana Alam 


    Bencana alam atau dalam bahasa Inggris disebut Natural disaster, adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.[2] Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam. Dua jenis bencana alam yang diakibatkan oleh peristiwa di luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari.

Sedangkan menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana alam antara lain berupa gempa bumi karena alam, letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi, wabah,kejadian luar biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa.

Bencana alam yang dialami oleh manusia pada masa kuno tercatat dalam kitab suci, mitos, cerita-cerita rakyat, Bencana alam yang terjadi pada zaman kuno umumnya diketahui secara jelas lewat catatan sejarah dan hasil penelitian arkeologi. Pada abad ke-20, beberapa bencana alam yang paling umum adalah kelaparan dan wabah.

 Awal abad ke-20, lebih dari 70 juta orang tewas akibat kelaparan, dengan korban 30 juta orang tewas selama masa kelaparan di Cina pada periode tahun 1958-1961. Di Uni Soviet, beberapa kali terjadi kelaparan yang diakibatkan kebijakan kolektif Stalin yang membunuh jutaan orang. Dalam sejarah, kelaparan telah mengakibatkan munculnya sifat buruk manusia seperti kekejaman dan kanibalisme. Bencana alam terburuk lainnya pada abad ke-20 adalah wabah. Pandemi terburuk terutama adalah menularnya Flu Spanyol di seluruh dunia pada periode tahun 1918-1919 yang membunuh 50 juta orang, lebih banyak daripada korban Perang Dunia I yang terjadi sebelumnya.

Pada abad ke-21, bencana alam yang semakin banyak terjadi adalah bencana terkait iklim yang disebabkan meningkatnya suhu bumi (pemanasan global). Pemanasan global menimbulkan dampak banjir, kekeringan, cuaca ekstrem dan musim yang tak bisa diramal. Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kemiskinan dan kerentanan dalam jumlah besar. Pada saat yang sama bencana iklim semakin meningkat, lebih banyak manusia yang terkena dampaknya dikarenakan kemiskinan, kurangnya sumber daya, pertumbuhan populasi, pergerakan dan penempatan manusia ke daerah yang tidak menguntungkan.

Penanggulangan bencana alam atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda. Lebih sedikit orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana alam dengan menggerakan program ini. Perbedaan tingkat bencana yang dapat merusak dapat diatasi dengan menggerakan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat masing-masing bencana alam.

Persiapan menghadapi bencana alam termasuk semua aktivitas yang dilakukan sebelum terdeteksinya tanda-tanda bencana agar bisa memfasilitasi pemakaian sumber daya alam yang tersedia, meminta bantuan dan serta rencana rehabilitasi dalam cara dan kemungkinan yang paling baik. Kesiapan menghadapi bencana alam dimulai dari level komunitas lokal. Jika sumber daya lokal kurang mencukupi, maka daerah tersebut dapat meminta bantuan ke tingkat nasional dan internasional.

Bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana yang disebabkan faktor alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Sedangkan bencana karena faktor nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Penyelamatan Saat Terjadi Gempa Bumi

1. Jangan panik saat terjadi gempa bumi, bersikap tenang agar bisa melakukan tindakan penyelamatan diri dan keluarga dengan baik

2. Jika berada di dalam rumah, dengan segera pergi keluar rumah Carilah tempat yang agak lapang agar tidak tertimpa pohon atau bangunan yang mungkin runtuh.

3. Jika berada di Dalam Gedung, kemungkinan untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama, tindakan yang harus diambil adalah berlindung di bawah meja atau tempat yang dapat menahan diri dari reruntuhan atau jatuhnya benda  benda.

4. Jika berada di Jalan raya dan dalam kendaraan, segera kurangi kecepatan kendaraan, cari tempat aman untuk menepi, cari tempat menepi yang jauh dari pohon, papan reklame atau bangunan yang berada di sekitar jalan.

5. Saat berada di pusat keramaian, hindarkan diri dari berdesak-desakan untuk keluar pintu. Lebih baik cari tempat berlindung yang aman dari reruntuhan atau jatuhnya benda benda.

 

Cara menghadapi tsunami

1. Jika terjadi gempa bumi, kemudian air laut surut secara tiba – tiba, segeralah lari menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi karena kemungkinkan tsunami akan terjadi

2. Saat terjadi gempa pada malam hari, dengan getaran yang cukup tinggi dan kemungkinan besar aliran listrik akan terputus dan saluran telekomunikasi akan terputus. Jika hal itu terjadi dalam keadaan darurat segeralah mencari bangunan bertingkat dan naik keatas

3. Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi gempa dan disertai dengan tsunami, atat itu akan membunyikan suara sirine. Saat terdengar suara sirine segeralah menjauh dari pantai dan mencari tempat yang tinggi

 

Saat Terjadi Banjir

1. Saat curah hujan tinggi dan menimbulkan banjir, ada baiknya anda mengungsi ketempat yang lebih aman terutama saat banjir sudah cukup tinggi dan memasuki rumah.

2. Selalu perhatikan kebersihan tempat makanan dan minuman sebab saat terjadi banjir sangat rentan penyebaran penyakit terutama yang di sebarkan melalui kuman dan bakteri

3. Waspada terhadap lingkungan sekitar agar terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan. Misal tersengat listrik.

Selanjutnya upaya sekolah dalam menanggulangi bencana yang akan datang, adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan tentunya. Tidak hanya membuang sampah pada tempatnya tetapi peran tanaman dan juga sanitasi atau biopori perlu dilakukan untuk memaksimalkan usaha.

By : Dien Auliya. R (X AK 1)

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !